By. Iskand-AR
Belajar dari sebuah pengalaman ketika mengikuti salah satu even study tour. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran. Yaitu ketika masuk ke arena permainan yang disebut dengan istilah “ Rumah Sakit Hantu “. Salah satu jenis permainan ( dalam hal ini boleh dimaknai demikian ) yang memacu adrenaline disamping masih banyak lagi permainan yang lain yang tak kalah menariknya.
Melihat konten dari judulnya saja Rumah Sakit Hantu, tentu dalam benak dan para siswa khususnya akan terlintas semua hal yang so..pasti akan medeni dan menakutkan. Kebayang nggak sih…….??? kalau kita masuk kedalam sebuah rumah dimana disitu ada banyak hantunya……..??? hiii……!! ngeriii…..!! deh…….!!!
Walaupun begitu, anak-anak bersikeras memaksa untuk masuk dan merasa penasaran untuk melihat kedalamnya. So….seru pastinya…Point ke-1 ( keinginan dan rasa ingin tahu yang besar ) ini adalah karakter dasar dari anak didik kita.
Dari sesion ini sebenarnya seorang pendidik yang cerdas akan bisa memanfaatkannya dengan memberikan berbagai gambaran dan penjelasan mengenai fakta yang akan dihadapi oleh para siswa. Yaitu bahwa konten tersebut hanyalah sebuah permainan belaka alias sesuatu yang dibuat-buat untuk menguji dan menimbulkan rasa takut. Point ke-2 ( pendidik berusaha membangun sebuah persepsi tentang sebuah fakta mengenai kejadian dan peristiwa ).
Ketika para siswa benar-benar masuk dengan didampingi oleh para guru tentunya. Para guru pendamping masih tetap berusaha untuk memberi penjelasan kembali mengenai apa saja yang dilihat dengan harapan agar mereka tidak merasa takut dan bisa mengalahkan rasa takutnya ( diam-diam gurunya juga takut lo…..gerr..)…sebagian siswa masih tetap ada yang berteriak ketakutan sambil berlarian tak karuan. Walaupun sebagian ada siswa yang merasa tenang-tenang saja dan tidak ada sedikitpun rasa takut. Point ke-3 ( sisi keberhasilan dalam membangun persepsi ).
Sampai akhirnya diujung lorong, diatas sebuah pintu tertulis “ EXIT…GESER “ .dengan tanpa sadar para siswa yang merasa ketakutan itu dengan keras mendorong-dorong dan menarik pintu yang sebenarnya pintu itu harusnya “ di geser “…( he..he..butuh aqua kali…) point ke-4 ( ketakutan mengalahkan logika ).
Dari peristiwa diatas dengan memperhatikan keempat point yang diketengahkan sebenarnya dapat kita analogikan bahwa disitu terjadi proses pembelajaran yang pada hakikatnya adalah segala upaya untuk membangun sebuah persepsi yang benar mengenai segala sesuatu. Segala in-put yang kita berikan baik berupa bahasa verbal dan non verbal akan diolah kedalam internal map para siswa untuk kemudian menjadi embrio mindset diteruskan dengan decision (memutuskan) dan akhirnya akan menjadi live (pilihan). Dari situlah out-put pembelajaran akan bisa diukur. Dan sejauh mana tingkat keberhasilan dalam membangun sebuah persepsi dalam usaha menumbuhkan dalam diri siswa akan kepercayaan diri yang konstruktif.
Beri Komentar