– Oleh : Shireen Dea Maharani (9B)
Menjelang bulan Ramadan, banyak masyarakat muslim menyambut bulan yang suci ini. Pada suatu hari Fahima dan keluarganya sedang belanja ke toko swalayan untuk membeli keperluan puasa. Seperti bahan makanan untuk buka puasa dan sahur, snack cemilan setelah buka puasa, dan tidak lupa berbagai macam sirup yang menjadi minuman khas saat puasa.
Pada hari selasa, tiba saatnya puasa. Fahima adalah seorang gadis kecil yang masih duduk dibangku SD dari keluarga itu, ia ingin sekali mengikuti puasa, bahkan dari satu bulan sebelum puasa si Fahima ini tidak sabar mengikuti puasa.
Diawal puasa selama satu minggu, Fahima masih puasa satu hari penuh. Ibu Fahima bangga karena gadis kecilnya itu sangat bersemangat menjalankan ibadah puasa. Waktu magrib pun tiba. Ibu Fahima bernama Bu Ratna, sudah menyiapkan berbagai menu masakan buka puasa yang lezat. “Mmm, enak banget masakan Ibu, aku sangat suka” ucap Fahima setelah mencicipi masakan Ibunya. “Jelas dong, masakan Ibu kan nggak pernah gagal” sambung Kakak perempuan Fahima dengan senyum manisnya. Bu Ratna menjawab dengan ekspresi senang “Bisa aja kalian berdua, besok mau dimasakin apa nih?”. Lalu, Fahima menjawab dengan cepat “Aku mau ayam kecap buu!”. Kakak dan Ayah Fahima menjawab secara bersamaan “Setujuuu!”. Memang keluarga ini selalu kompak. Saat sahur tiba, Bu Ratna menyiapkan ayam kecap keinginan anak dan suaminya, mereka pun sahur dengan lahap.
Setelah memasuki pertengahan puasa, semangat Fahima sudah mulai berkurang. Fahima mulai malas dan bosan. “Bu, Aku capek puasa terus, aku pengen jajan sepulang sekolah seperti teman-teman ku, Bu” ucap Fahima dengan mimik wajah sedih. Ibu Fahima berusaha mengajarkan anaknya ini berpuasa sedari kecil agar ketika puasa ini menjadi hal wajib bagi Fahima, Fahima sudah terbiasa menjalankannya. Ibu Fahima pun bertanya “Kenapa Hima tiba-tiba jadi nggak semangat gini? kemarin aja pas awal puasa malah Hima yang paling semangat” Fahima mencoba menjelaskan apa yang dirasakannya “Hima capek dan malas Ibu, harus nahan lapar setiap hari, harus nahan haus setiap hari”. Mendengar itupun Bu Ratna tersenyum kecil dan menjelaskan sebagaian manfaat dari menjalankan ibadah puasa.
“Jadi, yang Hima dapat dari puasa itu nggak cuman kelaparan dan kehausan lohh” ucap Bu Ratna dengan lembut. Keinginan ingin tahu Fahima mulai datang “Memang apa, Bu? aku hanya merasakan lapar dan haus”. Dengan pelan dan lembut, Bu Ratna mulai menjelaskan “Melakukan puasa juga membuat kita menahan hawa nafsu yang ada pada diri kita, larangan saat berpuasa seperti makan dan menahan amarah tentu mengajarkan pada diri kita untuk mengelola emosi pada dalam diri dan mengelola dorongan hawa nafsu agar tidak melakukan kegiatan kurang bermanfaat.”
Sementara itu Fahima mendengar dengan seksama dan bertanya seolah ingin tahu lebih banyak “Benar juga ya Bu, dengan begitu aku akan lebih sabar menghadapi semua. Lalu apalagi, Bu? selain itu.” Bu Ratna langsung menjawab “Tentu ada lagi, Nak. Berpuasa juga dapat menjaga kesehatan tubuh, karena tubuh kita ini terhindar dari makanan dan minuman yang tidak sehat dan tentu kita jadi tidak makan dengan berlebihan. Puasa juga bisa menambah keistiqomahan kita dalam beribadah kepada Allah jika kita serius dalam menjalankannya.”
Mengetahui akan manfaat baik itu, Fahima kembali semangat berpuasa. Ia berfikir bahwa akan mengikuti puasa hingga selesai. “Jadi gimana Nak?, Hima masih malas-malasan nih puasanya?” tanya Bu Ratna meyakinkan anak gadisnya itu. “Tidak, Bu. Hima mau puasa sampai selesai, karena Hima ingin berubah menjadi yang lebih baik seperti yang Ibu katakan tadi, Hima juga ingin lebih dekat dengan Allah dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya” ucap Fahima dengan serius. “MasyaAllah, anak Ibu hebat sekali. Semangat puasanya ya anak sholehahnya Ibu, semangat juga beribadahnya biar Hima jadi anak yang disayang sama Allah” ucap Bu Ratna dengan perasaan senang dan bangga. Waktu lebaran akhirnya tiba, Fahima pergi bersilahturahmi kerumah Neneknya yang berjarak 2 jam dari rumahnya. Mereka bermaaf-maafan. Fahima mendapat pujian dari Neneknya, karena telah melaksakan ibadah dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya Neneknya, Ayah dan Ibunya pun turut memuji gadis kecil itu. Fahima senang karena bisa mengikuti puasa dari awal hingga selesai. Fahima berhasil menjadi anak penurut dan sholehah dengan melakukan pilihan baik pada hidupnya.
Subhanallah luar biasa anak2 matsalja
Beri Komentar