Oleh Salwa Luthfiyatul Jannah
Satu mushaf yang sangat berarti di dalam hidupku,sebagai penghibur dikala sedih menghampiri, sebagai teman di kala penyesalan menghantui, sebagai peringatan bagi diri, dikala lupa akan status hidup di dunia ini.
Walau engkau tidak dapat berbicara, tetapi tulisan – tulisan indah yang mengukir di dalam tubuhmu yang membuatku merasa seolah olah engkau mengajak ku berbicara, di kala aku membacamu. Tulisan tulisan yang memiliki makna yang sangat indah yang langsung di turunkan oleh sang maha indah di dalam dirimu, membuat diriku menyadari akan makna kehidupan yang sesungguhnya dan dapat mendekatkan diri ku kepada pemilikku.
Memang, sebelum kejadian itu terjadi di hidupku, aku belum bisa menyadari arti dirimu dalam hidupku, aku hanya menganggapmu sebagai sebuah buku yang tidak memiliki arti istimewa, sama seperti buku buku yang kumiliki lainnya. semua arti itu berubah seiring aku menyadari arti dirimu untuk hidupku….
Semuannya berawal dari suatu peristiwa yang sangat terngiang ngiang di benak pikiranku. Yaitu saat aku masih duduk di bangku kelas 4 SD, saat aku melihat sosok yang menarik diriku, untuk menelusuri dan mengorek ngorek kehidupannya, yang behasil membuat anak polos sepertiku penasaran tentang jati dirinya. Dialah seorang wanita yang memiliki personalitas sangat berwibawa, dan yang sangat menarik perhatian mataku adalah kesanggupanyaa dalam menjaga hafalan 30 juz dari buku yang sangat tebal menurutku. aku bertemu dengan dirinya di sebuah tempat dimana lantunan ayat – ayat suci terdengar saling bersahut sahutan, yaitu di sebuah Rumah tahfidz sederhana. dan dialah salah satu pengampu di Rumah tahfidz tersebut. Dialah Ustadzah Santi orang kerap menyapanya dengan sebutan mbak santi. dan pada saat itu juga aku memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai idolaku…
“ Assalamu’alaikum dek…” sapanya memecah lamunan ku.
“ Wa’alaikumussalam… iya ust “ jawabku spontan.
“ panggil mbak aja “ ucapnya sambil tersenyum.
kemudian ia melanjutkan ucapanya “ sudah siap buat setoran belum ? ada kesulitan apa tidak ? kalok ada kesulitan bisa sharing sharing ,nanti insyaAllah saya bantu “ ucapnya sambil tersenyum.
” eeeh tidak ada mbak “ jawabku dengan gugup,padahal di dalam hati ingin sekali bertanya bagaimana cara menjadikan diriku ini bisa seperti dia.
“ oh…iya..semangat menghafal nya“ sahut mbak santi, dan anggukan kepala serta senyuman menjadi jawabanku.
waktu sudah semakin sore dan tidak ada satupun anak yang menyetorkan hafalannya.
Kemudian, mbak santi berdiri dan memberikan sepatah dua patah nasihat untuk anak didik nya “ adek adek…mbak santi ingin memberikan motivasi untuk kalian, coba kalian lihat Al qur’an kalian masing masing, kalian pasti berpikir itu sebatas buku biasa yang tidak memiliki arti untuk merubah hidup kalian bukan ? “
lalu mbak santi melanjutkan perkataannya “ tapi,sebenarnya itu bukan buku biasa,itu adalah buku yang bisa merubah hidup kalian.berkat buku itu , orang orang bisa lebih mengerti arti kehidupan sebenarnya” katanya sambil tersenyum.
” Buku ini biasanya kita sebut dengan nama Mushaf atau Al Qur’an ,ingat pesan saya ya… jika kalian ingin menjadi keluarga Allah SWT di bumi usahakan hanya ada satu mushaf di hidup kalian dan kalian harus menjaga dengan sungguh sungguh mushaf itu” ( sembari mengangkat buku yang ada ditangannya dan yang ia bicarakan dari tadi ).
“jika kalian dapat melakukannya,kalian akan merasakan makna di baliknya “ lanjut mbak santi sambil memudarkan senyumnya, akan tetapi saat itu aku masih bingung, bagaikan seorang anak tak tau arah pulang.
Tahun demi tahun berlalu , aku mulai menginjak umur 13 tahun yaitu saat aku duduk di bangku kelas 7 SMP saat itu pula aku sudah menghafal 8 juz dari buku itu, buku yang sangat berarti seperti sebuah permata menurut mbak santi.
Pada suatu hari dimana diriku ini ingin sekali mengajak buku itu berdialog. Aku melontarkan beberapa pertanyaan kepada buku yang ada di sudut rak itu “ apa sih arti dirimu sebenarnya untuk hidupku ? ,sudah 4 tahun aku bersama dirimu tetapi aku belum bisa merasakan keistimewaan dari dirimu ? dan seberapa berartinya dirimu hingga idolaku meminta untuk menghadirkan hanya satu yang sepertimu di hidupku? “ ku tunggu beberapa menit,berharap buku itu menjawab pertanyaan ku. Tapi apa boleh buat itu hanya sebuah buku yang tak bernyawa dan tak mungkin akan menjawab pertanyaan ku . betapa bodohnya diriku ini mengajak sebuah buku berbicara, batin ku.
Setiap harinya aku berdoa agar yang diatas sana menjawab semua kepenasaran yang aku miliki dan pertanyaan pertanyaan ku selama 4 tahun yang belum terjawab sama sekali.
Kemudian beberapa hari berlalu, entah itu suatu kebetulan atau memang yang diatas memberikan jawaban dari pertanyaan pertanyaan ku. Tiba tiba aku melihat sebuah acara di salah satu saluran TV disana ada seorang anak tuna netra dan dia seorang penghafal Al Qur’an dia menceritakan pengalaman nya selama menghafal Al Qur’an ia menghafal menggunakan mushaf yang khusus. ia bercerita, selama menghafalkan Al Qur’an Ia hanya menggunakan satu mushaf itu saja, dia mengatakan bahwa menghafal kan dengan satu mushaf saja dapat memberikan kontribusi yang besar bagi dirinya dalam menghafalkan kalamullah itu, dan dia pun juga berkata bahwa selama dirinya memutuskan untuk menjadi seorang penghafal kitabullah, ia pun semakin nyaman dan tentram dalam hidupnya,ia dapat mengerti arti sebenarnya seorang hamba hidup, yaitu hanya untuk beribadah dan juga menunggu kematian untuk menuju kepada sang pemilik yang sesungguhnya.ia dapat mengetahui itu semua lewat satu mushaf yang ia gunakan tersebut, yaitu dengan cara ia memahami makna yang ada didalam nya.
Dan pada hari itu juga aku disuguhkan sebuah ceramah dari Ustadz yang terkenal, ustadz itu berkata bahwa seorang penghafal Al Qur’an adalah keluarga Allah SWT di bumi, dan keutamaan yang lainnya adalah dapat menyelamatkan 10 orang keluarga dan keturunannya untuk masuk ke dalam surga serta dapat mengenakan kedua orang tuanya sebuah mahkota kemuliaan. Kemudian, ustadz itu melanjutkan perkataanya seseorang yang ingin menjadi penghafal kalamullah hendaknya mereka menghafal dengan satu mushaf saja karena,supaya kita mudah untuk menghafalkan kalamullah, ustadz itu juga berkata , jika dipikir pikir seorang penghafal Al Qur’an dengan satu mushaf adalah satu kesatuan yang utuh sehingga tidak dapat terpisahkan.
Setelah mendengar itu semua, tercengang sudah diri ini, dengan perlahan aku berdiri dan beranjak dari tempat ku duduk. kemudian aku berjalan sembari melamun dan di dalam otak sedang terjadi pergulatan antar argumen yang ada.
Kemudian tanpa sadar kedua bibir ini bergerak dan mengatakan “ Ya Robbi…betapa bodohnya hamba mu ini, hamba menyesal selama ini hamba sebagai seorang muslim tidak mengetahui akan keistimewaan sebuah mushaf, yang mana itu adalah kitabullah yang seharusnya setiap muslim mengetahui makna buku itu, Ya Allah “ gumam ku sambil menangis tersedu – sedu.
“ Maaf kan hamba mu ini, selama ini hamba mengukir niat untuk menghafal hanya sebatas ingin menjadi seperti bintang idolaku “ ucapku sambil larut dalam kesedihan.
“ terimakasih ya robbi, engkau telah menurunkan hidayah kepada hambamu yang sangat bodoh ini Ya Allah “ tuturku sambil bersujud menghadap arah kiblat.
Dari kejadian itu, aku mulai paham tentang keistimewaan mushaf yang dimaksud – maksud oleh idolaku sedari 4 tahun yang lalu.
Mulai saat itu aku memutuskan untuk menjadi penghafal Al Qur’an yang sesungguhnya dan aku juga memutuskan untuk menghafal kan Al Qur’an dengan satu mushaf saja. Yaitu mushaf yang selama ini menemaniku selama 4 tahun walau aku kala itu menganggap nya hanya sebuah buku biasa sebagai perantara agar aku bisa menjadi seperti idolaku saja. tetapi kini aku pun sudah menyadari bahwa itu mushaf yang bukan hanya bisa menjadikanku seperti idolaku, tetapi juga bisa menolong diriku dan keluargaku untuk kembali ketempat asal kami sesungguhnya yakni surga yang bagaikan sebuah emas dan rumah yang didamba dambakan oleh orang orang,dan dapat menjadikan diriku ini lebih mengenal penciptaku.
Walaupun, sebenarnya aku sedikit tidak percaya, jika sebuah buku bisa menyelamatkan ku dari kemungkinan yang teramat buruk Kemudian mulai hari itu, aku kemana mana membawa mushaf itu. Seketika, mushaf itu menjadi bagian dari hidupku , jika aku tidak bersamanya walau hanya sebentar, seperti ada yang kurang. Sebelum tidur jika belum menaruhnya di samping bantal dan guling ku serasa tubuh ini menghentikan jiwa ku untuk di pegang oleh sang pemilikku. Dan mulai detik itu juga aku menjaganya dengan sangat hati hati.
Masya Allah, Semoga tercapai cita citamu nak, menjadi Hafidzhoh. Sukses dunia akherat. Aamiin.
Semoga menginspirasi adik adik kelasmu di MTs SA Al Islam Jamsaren, dan pembaca semuanya.
Allahummarhamna bil Qur’an
Aamiin,
Sebagai informasi, Kak Salwa kemarin baru saja lulus dari kelas Tahfidz di MTs SA Al Islam Jamsaren sebagai penghafal terbanyak lhoo….
Beri Komentar