Kamis, 08-05-2025
  • Informasi PPDB : Ibu Susiyati - 081252705954 / Ibu Juwita K. - 085647222686

ISRA’ MI’RAJ: PERJALANAN NABI MUHAMMAD SAW

Diterbitkan :

Isra’ Mi’raj adalah peristiwa saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan menuju langit ke-7 untuk mendapatkan wahyu berupa kewajiban shalat lima waktu. Isra” Mi’raj menjadi salah satu peristiwa penting dalam Islam yang diperingati oleh seluruh umat Muslim. Isra’ Mi’raj terjadi pada 27 Rajab dalam kalender Hijriyah, pada tahun ke-10 kenabian Nabi SAW. Peristiwa isra’ Mi’raj memiliki makna yang mendalam dalam memperkokoh iman seorang Muslim. Melalui peristiwa perjalanan agung ini, Allah SWT memberikan pesan panting bagi setiap umat islam sehingga dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan.
Makna Isra’ Mi’raj
Peristiwa Isra’ Mi’raj memiliki dua bagian perjalanan yang penuh dengan mukjizat, yaitu Isra’ dan Mi’raj. Pertama, Isra’ merupakan perjalanan malam Nabi SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan menggunakan Buraq makhluk yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Kedua, Mi’raj yang merupakan perjalanan spiritual Nabi SAW dari Masjidil Aqsa ke langit ketujuh hingga mencapai Sidratul Muntaha, tempat tertinggi beliau menerima wahyu langsung dari Allah SWT. Dalam peristiwa Mi’raj, Nabi SAW menerima perintah untuk melaksanakan salat lima waktu sehari semalam. Awalnya, Allah SWT memerintahkan 50 kali salat, tetapi setelah Nabi SAW memohon keringanan berdasarkan saran Nabi Musa AS, jumlah tersebut dikurangi menjadi lima waktu.
Kisah dan Keajaiban dalam Isra’ Mi’raj
Dirangkum dari laman Kementrian Agama, Isra’ Mi’roj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam.

Kisah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah salah satu peristiwa penting bagi umat islam. Sebab pada peristiwa ini Nabi Muhammad menerima perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Menurut Syekh Muhammad Khudhori dalam kitab Nur Al Yakin fi Sirati Sayyidil Mursalin, menjelaskan hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra’ Mi’roj adalah sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebab, Nabi Muhammad SAW baru saja ditinggal oleh dua orang yang dicintainya yaitu istrinya, Khadijah dan pamannya , Abu Thalib. Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.

Cerita tentang Isra’ Mi’raj dimulai ketika suatu malam, Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau dibelah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zam zam, kemudian dikembalikan ke tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)

Setelah itu, didatangkanlah buraq yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad SAW sewaktu Isra’.
“Didatangkan kepadaku Buraq-yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”. (HR Muslim)

Sesampainya di Masjidil Aqsha, Nabi Muhammad SAW memimpin ruh para Nabi untuk berdo’a kepada Allah SWT. Setelah itu, Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu lagi berisi khamr. Rasulullah SAW pun memilih susu.

Dalam perjalanan selanjutnya, Buraq tersebut membawa Nabi Muhammad SAW Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Dalam Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi di setiap tingkat langit, termasuk Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim. Pertemuan ini menunjukkan hubungan spiritual yang kuat antara para nabi dalam mengemban misi kenabian. Selain itu, Nabi menyaksikan berbagai pemandangan tentang balasan bagi manusia yang berbuat baik dan buruk, yang memberikan pelajaran tentang konsekuensi amal perbuatan.

Pada saat Nabi Muhammad SAW di Sidratul Muntaha, Allah memberikan wahyu dan mewajibkannya shalat lima puluh kali dalam sehari semalam,

Setelah mendapat tugas shalat lima puluh kali dalam sehari, Rasulullah turun dan bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa pun berkata bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan sanggup menunaikannya sehingga meminta Rasulullah untuk memohon keringanan.

Akhirnya Rasulullah pun memohon kepada Allah SWT untuk meminta keringanan shalat. Allah SWT pun memberikan keringanan lima kali shalat dalam lima waktu.

Dengan diperintahkannya shalat lima waktu bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya pada malam Isra’ Mi’raj tersebut, dirasakan betapa pentingnya ibadah shalat harus ditegakkan oleh setiap pribadi muslim.
Hikmah dari Isra’ Mi’raj

  1. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian Hidup
    Isra’ mi’raj terjadi setelah Nabi Muhammad SAW kehilangan istrinya, Khadijah RA, dan pamannya, Abu Thalib. Tahun tersebut merupakan tahun penuh kesedihan (Aam al-Huzn). Perjalanan ini menunjukkan bahwa segala kesulitan selalu ada kemudahan, dan keteguhan iman akan membimbing seseorang melewati segala cobaan.
  2. Pentingnya Disiplin dan Ketundukan kepada Allah SWT
    Perintah salat lima waktu mengajarkan pentingnya konsistensi dan kedisiplinan dalam beribadah. Salat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga bentuk penghambaan yang memperbaiki akhlak dan mempererat hubungan dengan Allah SWT.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan