Kamis, 31-07-2025
  • Informasi PPDB : Ibu Susiyati - 081252705954 / Ibu Juwita K. - 085647222686

Mewujudkan Madrasah Ramah Anak dengan Disiplin Positif

Diterbitkan :

Mewujudkan lingkungan belajar yang benar-benar ramah anak bukanlah tugas yang bisa diemban satu pihak saja. Diperlukan sinergi dan kolaborasi yang kuat antar komponen terkait di madrasah yakni warga madrasah, orang tua dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung, bekerja sama, saling mengharga dan melindungi hak-hak anak. Dengan sinergi yang baik antar komponen, insyaallah bisa menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, nyaman dan aman untuk tumbuh kembang anak, serta dapat menghindarkan murid dari hal-hal yang mengganggu pertumbuhan potensinya.

Refleksi Penerapan Peraturan di Madrasah
Penyusunan tata tertib di madrasah belum melibatkan murid dan orang tua sehingga keinginan murid serta konsekuensi logis belum diakomodir. Akibatnya, salah tafsir penerapan tata tertib menjadi pemicu terjadinya pelanggaran tata tertib secara berulang. Pemberian skor atau punishmen pelanggaran pada murid sebagai bentuk hukuman bertentangan dengan merdeka belajar. Disiplin positif merupakan salah satu metode untuk penegakan aturan tanpa hukuman.

Persepsi Keliru Pemberian Hukuman untuk Menumbuhkan Disiplin
Pelanggaran tata tertib madrasah dalam penanganannya masih menggunakan hukuman. Persepsi guru bahwa hukuman yang diberikan kepada murid merupakan cara efektif agar murid sadar dan berperilaku lebih baik. Meskipun demikian, kesehatan mental murid akibat hukuman belum dapat dipahami oleh guru. Pemberian hukuman hanya berdampak sementara karena tidak berasal dari kesadaran diri murid untuk berbuat lebih baik.

Langkah 1: Pelibatan Murid dan Orang Tua Menyusun Peraturan Madrasah

Kegiatan dilakukan pada awal tahun pelajaran dengan meninjau ulang Peraturan madrasah yang sudah ada sembari mendengarkan harapan murid dan orang tua. Wali kelas menjadi pendamping. Dalam kegiatan, siapkan lembar isian untuk murid dan orang tua terkait masukan dilanjutkan berdiskusi terbimbing untuk mengakomodir tanggapan dan usulan. Buat kesimpulan hasil diskusi sebagai diskusi pleno peninjauan ulang Peraturan madrasah.

langkah 2: Revisi dan Sosialisasi Peraturan Madrasah yang Ramah Anak

Kepala madrasah mengadakan diskusi terbimbing untuk menyusun peraturan baru yang menerapkan Disiplin Positif mengacu hasil tinjauan murid dan orang tua. Revisi Peraturan dan Penerapan Disiplin disosialisasikan saat MPLS dikuti oleh murid kelas 7, 8 dan 9 didampingi orang tuanya. Langkah selanjutnya orang tua dan Murid menyepakati peraturan dengan memberikan tanda tangan bermaterai untuk melaksanakan peraturan sekolah.

Langkah 3: Penguatan Kompetensi Warga Madrasah tentang Disiplin Positif

Penguatan kompetensi tentang penerapan disiplin positif dalam bentuk workshop untuk guru dan sosialisai untuk orang tua. Tujuan kegiatan untuk menyamakan persepsi tentang penerapan disiplin positif sebagai pengganti hukuman. Dalam workshop ini, narasumber bisa dari profesi Psikolog atau Guru Penggerak. Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan pada awal tahun pelajaran baru.

Langkah 4 :Bentuk dan Sosilisasikan TPPKM

TPPKM akronim dari Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan, di Madrasah. Tujuan pembentukan tim untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di Madrasah. Anggota TPPK Berjumlah Ganjil terdiri dari perwakilan pendidik dan komite madrasah/orang tua. Sosilasisasi TPPKM terkait dengan Anggota TPPKM, Program Pencegahan Kekerasan di madrasah dengan sekolah ramah anak serta mekanisme pengaduan jika terjadi kekerasan.

Langkah 5: Kampanyekan Program Madrasah Ramah Anak

Kampanye Madrasah Ramah Anak dilakukan secara online dan offline. Poster, banner yang berisi larangan dan konsekuensi logis serta penguatan terkait disiplin positif terpasang di lingkungan sekolah. Kampanye secara online dilakukan di web madrasah dan Media madrasah. Madrasah melakukan respon cepat jika terjadi laporan kekerasan dengan berkoordinasi dengan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Madrasah.

Refleksi Hasil dan Dampak

Lakukan Observasi dan Konfirmasi Penerapan Peraturan secara Berkala

“Apakah penerapan peraturan madrasah mampu mewujudkan madrasah yang menyenangkan bagi murid?”

Pertanyaan ini menjadi acuan observasi dan konfirmasi kepada Warga madrasah dalam menjalankan aturan madrasah dengan menerapkan Disiplin Positif. Kegiatan dilakukan secara berkala dengan wawancara, pengisian kuesioner tanpa nama dan konferensi kasus. Konferensi Kasus dilakukan setiap akhir bulan dengan melibatkan wali kelas, guru BK dan Kepala Madrasah.

Tercipta Madrasah Bebas Perundungan dan Humanis

Murid merasa nyaman dan senang belajar di madrasah. Selain itu, hubungan antar murid maupun murid dengan guru berjalan lebih harmonis. Perubahan cara mengajar guru di kelas dengan model pembelajaran yang berpihak pada murid mendorong adanya penerapan disiplin positif. Hal ini mendorong adanya apresiasi orang tua terhadap pembelajaran dan layanan guru ke murid.

Terciptanya Komunikasi yang Efektif antara Madrasah dan Masyarakat

Perubahan perilaku murid di Madrasah dimana murid terlihat senang, sopan, tidak takut bereksplorasi dan lebih menghormati guru. Penerapan disiplin positif juga mendukung terciptanya hubungan harmonis dan komunikatif antara guru dan orang tua dalam pemecahan masalah yang dihadapi murid di madrasah. Mediasi dengan pihak ketiga yang berusaha terlibat dalam urusan madrasah terkait pelanggaran hak asasi murid di Madrasah semakin berkurang.

Tips dari Kami

  1. Buatlah Peraturan atau Kebijakan Madrasah yang Up to date

Peraturan atau kebijakan madrasah harus selalu dilakukan refleksi terkait penerapannya. Libatkan warga madrasah dan orang tua untuk memberikan saran terkait mimpi dan harapan mereka terhadap sekolah.

  1. Kesejehateraan Psikologis Murid adalah Hal Utama

Madrasah sebagai layanan publik untuk memperoleh pendidikan merupakan tujuan yang harus diwujudkan semua warga sekolah. Tugas guru berhamba pada murid fokusnya bagaimana membuat murid itu senang dengan gurunya. Senang pada mata pelajaran dan pada akhirnya membuat sekolah sebagai taman bermain bagi murid.

  1. Gerakan Disiplin Positif Jadikan Budaya Positif di Madrasah

Budaya positif di madrasah merupakan pembiasaan-pembiasaan hal yang baik, mencakup sikap atau perilaku maupun tutur kata oleh seluruh warga di madrasah. Setiap manusia memegang kontrol terhadap dirinya sendiri. Pemahaman warga madrasah terkait Disiplin Positif dan penerapannya harus dijalankan secara konsisten oleh semua warga madrasah sebagai suatu Gerakan. Dampak gerakan ini akan membentuk budaya positif di madrasah.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan

Penulis : Agus Pramono

Tulisan Lainnya

Oleh : mts.jamsaren

Satu Mushaf Impianku

Oleh : Ninda Qonita, S.Pd

Keutamaan Bulan Syawal bagi Remaja

Oleh : mts.jamsaren

Ramadan Bulan yang Mulia